Seni Sakral Merupakan Kesenian Agama Hindu Yang merupakan Peninggalan Leluhur

Seni Sakral  adalah  Kebudayaan dan Kesenian Agama Hindu yang telah ada pada jaman dahulu yang merupakan peninggalan dari para leluhur yang memiliki arti dan makna yang berbeda serta tidak lepas dari tingkat kesakralannya masing-masing tarian, gong, dan lagu yang bernafaskan keagamaan atau Dharma Gita, sehingga diharapakan dalam mementaskan karya seni tetap menghormati, menjaga  kesakralannya masing-masing.

DSC_0778.JPG

Foto Rejang Dewa Kegiatan Melaspas Padma, Piodalan Pada Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi, Jawa Barat

Tari Rejang Dewa

Tari Rejang Dewa adalah salah satu tarian yang dibawakan oleh sekelompok penari wanita. Dibeberapa tempat tarian ini hanya boleh dilakukan oleh para remaja. Setiap penari menari dengan membawa semacam boneka dari janur ( dewa-dewi ) yang diikatkan disekitar pinggang penari. Peresi lain tarian rejang dewa adalah dibawakan oleh sekelompok penari putri yang berbusana putih kuning, dan setiap orang memakai selendang dan mengenakan hiasan kepala yang terbuat dari bahan janur dihias dengan bunga berwarna-warni. Pada akhir tariannya, para penari bergerak melingkar sambil masing-masing memegang selendang penari yang ada didepannya.

Tari Rejang Onying

Tarian Rejang Onying ini gerakannya paling keras dibandingkan dengan rejang yang lainnya. Dalam banyak hal gerak-gerak tari rejang onying menyerupai gerak tari baris yang keras dan patah-patah. Para penarinya pada umumnya dari kelompok wanita dewasa, dan di beberapa tempat tarian ini dibawakan oleh para pemangku. Keunikan tari rejang onying ini terlihat pada pemakaian keris terhunus oleh setiap penarinya. Pada akhir tarian para penari menikamkan keris ke dada masing-masing ( ngurek ).

Tari Rejang Kuningan

Tari Rejang Kuningan adalah sebuah tarian rejang yang ditarikan hanya pada hari raya kuningan dari masyarakat Hindu bali. Tarian yang menggambarkan turunnya para Widyadari ini hanya bisa ditarikan oleh para remaja yang masih gadis. Para penari mengenakan busana adat kepura dengan hiasan kepala terbuat dari janur atau daun enau muda yang dihias dengan bunga berwarna-warni. Tarian ini muncul sejak abad XI dan hingga kini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat desa Duda dan Akah, Karangasem. Jika didesa Duda tarian ini diiringi dengan gamelan Gong Kebyar, di desa Akah tari rejang Kuningan diiringi dengan Gamelan Gambang. Di desa tenganan terdapat tarian Rejang yang pementasannya dikaitkan terutama dengan upacara “ aci kas ”. Tarian ini dibawakan oleh para remaja ( deha ) dengan mengenakan pakaian khas rejang yang trdiri dari kain Geringsing ( Tenganan ) dan bunga-bunga emas. Pengiring tarian ini adalah gamelan selonding. Di desa Batuan Sukawati, dan sekitarnya tari rejang juga dikenal sebagai tari Sutri. Tari ini biasanya dilakukan menjelang waktu persembahyangan, ketika Pendeta atau Pemangku menghaturkan sesaji. Di desa Batuan Tarian Rejang dianggap mempunyai suatu kekuatan yang dapat melindungi warga masyarakat setempat dari marabahaya. (catatantugaskampus.wordpress.com)

 

 

Tinggalkan komentar